BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, banyak orang
tidak mengetahui tentang sejarah kerajaan sambas. Mulai dari orang tua sampai anak-anak
sudah lupa tentang sejarah daerah mereka sendiri. Padahal betapa pentingnya bagi
kita untuk mengetahui sejarah kerajaan yang ada di daerah kita.
Kerajaan sambas yang ada di daerah kita
sudah sejak lama telah ada. Tapi sekarang ini orang sudah tidak mengenal lagi dan
banyak diantaranya yang tidak mengetahuinya, bahkan tidak lagi peduli tentang sejarah
yang ada. Kita
sebagai bangsa yang baik adalah orang yang tidak lupa akan sejarahnya.
Sambas
kaya akan sejarahnya. Dimulai cerita Sambas tua, dilanjutkan dengan
sejarah kerajaan yang pernah berdiri di Sambas.Peninggalan dan bekas sejarah
juga banyak dijumpai dan dirawat sampai sekarang. Besarnya peranan
tokoh-tokoh
dari Sambas terhadap peradaban dunia juga banyak disoroti sampai sekarang.
Hal
itu yang menyebabkan kami ingin sekali menyusun informasi yang bisa diabadikan buat anak cucu kita
dimasa depan yang mau melihat dan mempelajari sejarah umumnya,dan khususnya
sejarah Sambas itu sendiri. Memang usaha yang aku tempuh bukanlah dengan jalan
berjalan sendiri. Dukungan moral DSB sangat diperlukan disini.Karena ini
menyangkut dengan masa depan Sambas sendiri yang pernah membangun suatu
peradaban dunia yang disegani dan masih dipakai sampai sekarang.
Sedikit
harapanku,sebelum mengakhiri pembukaan untuk sejarah ini. Mari
kita melihat kembali sejarah .karena, sejarah telah membuktikan kita sekarang
bisa lebih baik dan lebih maju.Tapi mengapa hari ini kita semua seperti
kehilangan cahaya,kekuatan dan jati diri untuk dikembalikan pada diri kita
sendiri?. oleh itu peran kita semua sangat diperlukan,jadilah tokoh-tokoh yang
bisa diteladani dan tertulis dalam sejarah peradaban Dunia.Ini bukanlah sebuah
angan-angan jika kita mulai dari sekarang menjadi pribadi yang menghargai dan
tidak lupa akan sejaranya.
Oleh karena itu, kami sebagai penerus
bangsa dan juga masih peduli akan sejarah betapa pentingnya mengetahui tentang sejarah
kerajaan sambas. Dari itulah kami mengangkat
permasalahan ini sebagai bahan makalah.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana asal mula kesultanan sambas ?
2.
Apa
peristiwa-peristiwa penting masa kesultanan sambas ?
3.
Apa saja peninggalan
Kesultanan Sambas ?
4.
Siapa yang
pernah menjadi sultan di Kerajaan Sambas ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh panitia PCWB AMKS Pantai Utara di Pontianak
2.
Agar
para pembaca dapat mengetahui lebih jauh tentang sejarah kerajaan sambas
3.
Dapat
menambah wawasan warga Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas dan dapat menjelaskan
tentang sejarah Kerajaan Sambas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesultanan Sambas
1. Sejarah Ringkas Kesultanan Sambas
Kesultanan
Sambas adalah kesultanan yang
terletak di wilayah pesisir utara Propinsi Kalimantan Barat atau wilayah barat
laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari
kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya.
Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau
Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang
tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya
mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah
masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama
Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal
kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di
wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi.
Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai
Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar
Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah
Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa
bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan
Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.
Pada saat itu di pesisir dan tengah wilayah Sungai Sambas
ini telah sejak ratusan tahun didiami oleh orang-orang Melayu yang telah
mengalami asimilasi dengan orang-orang Dayak pesisir dimana karena saat itu
wilayah ini sedang tidak ber-Raja (sepeninggal Raja Tan Unggal) maka kedatangan
rombongan Bangsawan Majapahit ini berjalan mulus tanpa menimbulkan konflik.
Rombongan Bangsawan Majapahit ini kemudian menetap di hulu Sungai Sambas yaitu
di suatu tempat yang sekarang disebut dengan nama "Kota Lama".
Setelah sekitar lebih dari 10 tahun menetap di "Kota Lama" dan
melihat keadaan wilayah Sungai Sambas ini aman dan kondusif maka kemudian para
Bangsawan Majapahit ini mendirikan sebuah Panembahan / Kerajaan hindu yang kemudian
disebut dengan nama "Panembahan Sambas".
Raja Panembahan Sambas ini bergelar "Ratu"
(Raja Laki-laki)dimana Raja yang pertama tidak diketahui namanya yang kemudian
setelah wafat digantikan oleh anaknya yang bergelar Ratu Timbang Paseban,
setelah Ratu Timbang Paseban wafat lalu digantikan oleh Adindanya yang bergelar
Ratu Sapudak. Pada masa Ratu Sapudak inilah untuk pertama kalinya diadakan
kerjasama perdagangan antara Panembahan Sambas ini dengan VOC yaitu pada tahun 1609 M.
Pada masa Ratu Sapudak inilah rombongan Sultan Tengah
(Sultan Sarawak ke-1) bin Sultan Muhammad Hasan (Sultan Brunei ke-9) datang
dari Kesultanan Sukadana ke wilayah Sungai Sambas dan kemudian menetap di
wilayah Sungai Sambas ini (daerah Kembayat Sri Negara. Anak laki-laki sulung
Sultan Tangah yang bernama Sulaiman kemudian dinikahkan dengan anak bungsu Ratu
Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu sehingga nama Sulaiman kemudian berubah
menjadi Raden Sulaiman. Raden Sulaiman inilah yang kemudian setelah keruntuhan
Panembahan Sambas di Kota Lama mendirikan Kerajaan baru yaitu Kesultanan Sambas
dengan Raden Sulaiman menjadi Sultan Sambas pertama bergelar Sultan Muhammad
Shafiuddin I yaitu pada tahun 1671 M.
Jadi Kesultanan Sambas berbeda dengan Panembahan Sambas
apalagi Kerajaan Melayu hindu Sambas yang bernaung kepada Kerajaan Banjar itu.
Sedangkan Kesultanan Sambas
tidak pernah bernaung dibawah Kerajaan manapun yang mana Sultan-Sultan Sambas itu adalah Keturunan Nabi Muhammad Saw (Ahlul Bayt)
melalui Sultan-Sultan Brunei.
Sedangkan yang tercantum dalam Kitab Negarakertagama itu adalah Kerajaan Sambas
kuno yang menunjukkan bahwa paling tidak sekitar abad ke-13 M di wilayah Sungai
Sambas telah berdiri Kerajaan yang cukup besar. Sedangkan Kesultanan Sambas
adalah Dinasti Penguasa di Sungai Sambas yang paling akhir masanya dimana pada
masa berdirinya Kesultanan Sambas, Kerajaan Majapahit telah runtuh sedangkan Kesultanan
Banten dan Kesultanan Demak kekuasaannya tidak sampai ke Kesultanan Sambas apalagi Kesultanan Mataram terlalu lemah yang kemudian pecah menjadi 3 buah
Kesultanan yang kecil-kecil (Yogyakarta, Mangkunegara dan Surakarta). Bahkan Kesultanan Sambas selama sekitar 100
tahun yaitu dari paruh pertama abad ke-18 hingga paruh pertama abad ke-19 M
merupakan Kerajaan Terbesar di
wilayah pesisir Barat Pulau Borneo ini (Kalimantan Barat) hingga kemudian
Hindia Belanda masuk ke wilayah pesisir Barat Pulau Borneo ini pada awal abad
ke-19 M dimana pihak Hindia Belanda ini yang membuat besar Kesultanan Pontianak sehingga kemudian Kesultanan Pontianak menggantikan posisi Kesultanan Sambas sebagai Kerajaan
Terbesar di wilayah ini pada masa itu.
B. Batas Wilayah Kekuasaan Kesultanan Sambas
Batas wilayah Kesultanan Sambas pada awalnya yaitu ketika
didirikan pertama kali oleh Raden Sulaiman (Sultan Muhammad Shafiuddin I)
adalah meliputi wilayah Sungai Sambas dan percabangannya serta wilayah Sungai
Paloh dan percabangannya. Ketika pada masa Sultan Sambas ke-2 yaitu Sultan
Muhammad Tajuddin I (Raden Bima) batas wilayah Kesultanan Sambas telah meluas
meliputi Sungai Sambas hingga wilayah Sungai Selakau dan percabangannya.
Wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas kemudian terus meluas hingga pada masa Sultan
Sambas ke-4 (Sultan Abubakar Kamaluddin) wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas
telah meliputi mulai dari Tanjung Datuk di utara hingga ke Sungai Duri di
selatan kemudian daerah Montraduk dan Bengkayang di tenggara hingga ke daerah
Seluas dan Sungkung di sebelah timur. Wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas dari
masa Sultan Sambas ke-4 (Sultan Abubakar Kamaluddin) ini kemudian terus
bertahan hingga berakhirnya masa pemerintahan Kesultanan Sambas selama sekitar
279 tahun (dengan melalui 15 Orang Sultan dan 2 orang Kepala Pemerintahan)
yaitu dengan bergabung ke dalam Republik Indonesia Serikat (RIS)pada tahun 1950
M. Pada tahun 1956 M, bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas itu (yaitu
wilayah Kesultanan Sambas sejak Sultan Sambas ke-4 hingga berakhirnya pemerintahan
Kesultanan Sambas itu) secara utuh dijadikan wilayah Kabupaten Sambas
(sebagaimana tercantum dalam Berita Daerah Kalimantan Barat mengenai
pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1956 M). Wilayah Kabupaten Sambas ini
kemudian terus bertahan hingga kemudian pada tahun 2000 M, wilayah Kabupaten
Sambas itu dimekarkan menjadi 3 Daerah Pemerintahan yaitu Kabupaten Sambas,
Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang hingga sekarang ini.
C. Peristiwa-Peristiwa Penting Masa Kesultanan Sambas
Pada
masa pemerintahan Sultan Abubakar Tajuddin I dan Sultan-Sultan berikutnya telah
terjadi peristiwa-peristiwa penting antara lain:
1. Perang Melawan Siak
Siak
atau nama lengkapnya Siak Sri Indrapura adalah nama sebuah kerajaan di Riau,
Sumatera. Pada tahun 1779, raja Ismail dari Siak bersama bala tentaranya
menyerang Sambas. Terjadilah peperangan yang menimbulkan banyak korban dikedua
belah pihak. Dibawah pimpinan Pangeran Anom, akhirnya serangan ini bisa
dipatahkan.
Tentara-tentara
dari Siak berhasil dipukul mundur oleh pahlawan-pahlawan Sambas. Pada tahun
1801, dengan angkatan perang yang lebih besar dan persenjataan yang lebih
lengkap, Siak menyerang lagi yang dipimpin langsung oleh Sultan Siak sendiri
yaitu Said Ali. Serangan yang kedua ini lebih hebat lagi. Permaisuri Siak yang
terkenal gagah berani ikut berperang di sini. Ia maju menyerbu laksana seekor
harimau sehingga mengakibatkan banyak korban di pihak sambas. Melihat
pasukannya kocar-kacir, Pangeran Anom menyerbu ke Medan pertempuran. Beliau
menembakkan sebuah peluru “ Petunang “ yang menyambar seperti petir dan tepat
mengenai sasarannya. Permaisuri Siak meninggal pada waktu itu juga. Pangeran
Aru dari Siak juga tewas di tangan Pangeran Lawang Tendi dari Sambas.
Dengan
meninggalnya Permaisuri Siak, angkatan perang Siak terpecah belah,
masing-masing menyelamatkan diri dan kembali ke Siak. Kemenangan kembali ada di
pihak Kerajaan Sambas.
2. Perselisihan dengan Mempawah
Peristiwa
ini terjadi pada tahun 1799.. Semua ini karena ada pengertian dari kedua belah
pihak. Sebagai tindak lanjut, diadakan perjanjian antar keduanya. Adapun isi
perjanjian itu adalah perselisihan dianggap selesai dan keduanya tidak akan
saling menyerang.
3. Perang dengan Cina
Daerah
Sambas terkenal kaya akan tambang emas sehingga banyak orang dari luar negeri
yang datang ke Sambas untuk mencari emas tersebut terutama orang-orang Cina.
Para pencari emas dari bangsa Cina mendirikan beberapa kongsi, antara lain
“Thai Kong” yang meliputi daerah Lara, Lumar, dan Menterado. Kongsi yang
lain adalah kongsi “Sam Thu Kiau” yang meliputi daerah Pemangkat, Seminis dan
Sabawi.
Produksi
yang diperoleh kongsi-kongsi itu semakin hari semakin meningkat. Pembayaran
upeti (pajak) ke kerajaan berjalan lancer. Pendapatan kerajaan semakin
bertambah dan hal ini mengakibatkan rakyat pun hidup dengan makmur. Pada tahun
1795, terjadi persengketaan antara kedua kongsi tersebut. Persengketaan itu
akhirnya menjadi perang saudara. Sam Thu Kiau minta bantuan kepada Pangeran
Anom dan berjanji akan setia dan tidak mendurhakai rakyat Sambas. Dengan
pasukan gabungan yang dipimpin oleh Pangeran Anom, pasukan Thai Kong dapat
dikalahkan. Tetapi nasib malang bagi Kerajaan Sambas karena dalam pertempuran
itu telah gugur seorang Pangeran yang bernama Teuku Tambo. Teuku Tambo adalah
Panglima Perang Sultan Siak yang menyerah kepada Pangeran Anom.
4. Perang dengan Inggris
Pada
tahun 1789 Imam Yacub disuruh oleh Sultan Akamuddin II pergi ke Jawa
untuk membuat jambangan emas. Karena diserang angin ribut, maka perahunya
kesasar di perairan Banjarmasin. Disnilah Imam Yacub dan anak buahnya dibunuh
dan semua barang-barangnya dirampok oleh tentara-tentara Banjarmasin. Melihat
hal itu, Pangeran Anom memimpin angkatan perangnya untuk menyerang ke
Banjarmasin.
Dalam
perjalanan Pangeran Anom ke Banjarmasin telah terjadi suatu peperangan dengan
sebuah kapal perang Inggris. Tentara Inggris dapat dikalahkan dan kapalnya
ditenggelamkan. Pada tahun 1812 sewaktu Pangeran Anom berkunjung ke Serawak,
kapal perang Inggris menyerang Sambas. Penyerangan ini sebagai balasan atas
tenggelamnya kapal Inggris di perairan Banjarmasin tahun 1789 itu. Karena
Pangeran Anom tidak ditempat, maka Pangeran Muda (Putera Pangeran Anom)
ditunjuk memimpin angkatan perang Sambas menghadapi musuh. Dengan penjagaan
yang ketat dan kewaspadaan yang tinggi, tentara Inggris tidak berhasil menembus
pertahanan tentara Sambas.akhirnya tentara inggris menyelinap dan membujuk
salah seorang rakyat sambas untuk menunjukan tempat
pertahanan tentara sambas yang lemah. Karena telah di suap dengan
uang, ada rakyat yang menunjukan jalan menuju kota sambas
dengan aman. Tentara inggris mendaratkan pasukan nya di kartiasa,
kemudian di tepi sungai kecil dan akhirnya masuk ke dalam kota sambas.
Kedatangan
pasukan ini menimbulkan peperang, sayang sekali pada perang ini pasukan
sambas bisa di kalahkan. Banyak panglima perang dan rakyat yang
gugur. Termasuk yang gugur dalam peperangan ini adalah Pangeran
Muda. Tentara inggris terus masuk menyusuri sungai sambas kecil
hingga ke muara sungai Teberau dan membakar kampong nya. Kampong yang pernah di
bakar pada waktu itu, sekarang di namakan kampong Angus. Pada tahun 1813 sambas
menyerah pada Inggris.
5. Perang dengan Cina II
Pada
tahun 1850, dimasa pemerintahan Sultan Abubakar Tajuddin II, seluruh
pemilik tambang emas yang tergabung dalam kongsi-kongsi
menggabungkan diri menjadi satu, mereka tidak mau membayar upeti pada
Sultan. Bahkan mereka melancarkan seranga untuk menguasai negeri
sambas, karena serangan itu tidak bisa di tumpas, atas hasil musyawarah sultan
sambas meminta bantuan kepada Belanda. Pada Tahun 1851 bala bantuan
Belanda datang ke sambas pasukan belanda ini di pimpin oleh Letkol Zorg.benteng
Sam Thukiau di pemangkat berhasil di rebut dalam peperangan merebut
benteng Sam Thu Kiau tersebut Letkol. Zorg tewas di tangan pasukan
cina dia di makam kan di bukit panembungan sambas. Pemberontakan cina
masih berlanjut, pada tahun 1854 di datangkan lagi pasukan belanda
yang di pimpin oleh letkol Anderssen. Dengan bantuan ini, cina bisa di
kalahkan dan kongsi-kongsi cina itu akhirnya bubar.
6.
Pengaruh Kedatangan Jepang
Setelah memerintah kira-kira 4 tahun, Baginda Sultan
Muhammad Ali Shafiuddin II wafat. Pemerintahan Kesultanan Sambas diserahkan
kepada keponakannya yaitu Raden Muhammad Mulia Ibrahim bin Pangeran Adipati
Achmad bin Sultan Muhammad Shafiuddin II menjadi Sultan Sambas ke-15 dengan
gelar Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin. Pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin inilah, pasukan Jepang masuk ke Sambas.
Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin kemudian menjadi salah seorang korban
keganasan pasukan Jepang ini yaitu bersama dengan sebagian besar Raja-Raja lainnya
yang ada di wilayah Borneo (Kalimantan barat) ini di bunuh pasukan Jepang di
daerah Mandor. Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin inilah Sultan Sambas
yang terakhir. Setelah Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin terbunuh oleh
Jepang, pemerintahan Kesultanan Sambas dilanjutkan oleh sebuah Majelis
Kesultanan Sambas hingga kemudian dengan terbentuknya Negara Republik
Indonesia, pada tahun 1956 M, Majelis Kesultanan Sambas kemudian memutuskan
untuk bergabung dalam Negara Republik Indonesia itu.
D. Peninggalan Kesultanan Sambas
Peninggalan dari jejak Kesultanan Sambas yang masih ada
hingga saat ini adalah Masjid Jami' Kesultanan Sambas, Istana Sultan Sambas,
Makam-makam Sultan Sambas dari Sultan Sambas pertama hingga Sultan Sambas ke-14
serta sebagian alat-alat kebesaran Kerajaan seperti tempat tidur Sultan
terakhir, kaca hias, seperangkat alat untuk makan sirih, pakaian kebesaran
Sultan, payung ubur-ubur, tombak canggah, 3 buah meriam canon di depan istana
dan 2 buah meriam lele, 2 buah tempayan keramik dari negeri Tiongkok dan 4 buah
kaca cermin besar dari Kerajaan Perancis dan 2 buah kaca cermin besar dari
Kerajaan Belanda.
Sebagian besar barang-barang peninggalan Kesultanan Sambas lainnya telah hilang
atau terjual oleh oknum tertentu, namun secara fisik jejak Kesultanan Sambas
masih terlihat jelas dan terasa kuat di Sambas ini. Juga Keturunan dari
Sultan-Sultan Sambas ini bertebaran di wilayah Borneo (Kalimantan) Barat ini
baik di Kota Sambas, Singkawang dan Pontianak yang sebagiannya masih
menggunakan gelaran Raden.
E. Sultan-Sultan Sambas
Sultan-Sultan Sambas seluruhnya berjumlah 15 Sultan yaitu :
15. Sultan Muhammad Ibrahim
Shafiuddin bin Pangeran Adipati Achmad bin Sultan Muhammad Shafiuddin II (1931 - 1944) ( Sultan Sambas
Terakhir )
16. Pangeran Ratu Muhammad Taufik bin Sultan Muhammad Ibrahim
Shafiuddin (1944 - 1984) ( Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas )
17. Pangeran Ratu Winata Kusuma bin Pangeran Ratu Muhammad
Taufik (2000 - 2008) ( Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas )
18. Pangeran Ratu Muhammad Tarhan bin Pangeran Ratu Winata
Kesuma (2008 hingga sekarang)
sebagai Pewaris Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas.
Adapun Silsilah Figur-Figur yang pernah memerintah di
Kesultanan Sambas selama 279 Tahun masa pemerintahan Kesultanan Sambas yaitu
dari sejak Kesultanan Sambas berdiri pada tahun 1671 M hingga berakhirnya masa
pemerintahan Kesultanan Sambas dengan bergabung kepada Republik Indonesia
Serikat (RIS) pada tahun 1950 M, adalah sebagai berikut :
1.
Sultan Muhammad Shafiuddin I (Raden Sulaiman bin Sultan Tengah) Tahun : 1671 - 1682 M
2.
Sultan Muhammad Tajuddin I (Raden Bima bin Sultan Muhammad Shafiuddin I
)Tahun : 1682 - 1718 M
3.
Sultan Umar Aqamaddin I (Raden Mulia / Meliau bin Sultan Muhammad Tajuddin I)
Tahun : 1718 - 1732 M
4.
Sultan Abubakar Kamaluddin (Raden Bungsu bin Sultan Umar Aqamaddin I) Tahun : 1732 M - 1762 M
5.
Sultan Umar Aqamaddin II (Raden Jamak bin Sultan Abubakar Kamaluddin)
Tahun : 1762 - 1786 M & 1793 -
1802 M
6.
Sultan Muhammad Tajuddin II (Raden Ahmad / Gayong bin Sultan Umar Aqamaddin II)
Tahun : 1786 - 1793 M
7.
Sultan Abubakar Tajuddin II (Raden Mantri bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun :
1802 - 1815 M
8.
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I (Raden Anom / Pasu bin Sultan Umar Aqamaddin II)
Tahun : 1815 - 1828 M
9.
Sultan Usman Kamaluddin (Raden Sumba bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1828 - 1830 M
10.
Sultan Umar Aqamaddin III (Raden Semar bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1830 - 1846 M
11.
Sultan Abubakar Tajuddin II (Raden Ishaq bin Sultan Muhammad Ali Shafiuddin II)
Tahun : 1846 - 1855 M
12.
Sultan Umar Kamaluddin (Raden Tokok bin Sultan Umar Aqamaddin III) Tahun :
1855 - 1866 M
13.
Sultan Muhammad Shafiuddin II (Raden Hafifuddin bin Sultan Abubakar Tajuddin II)
Tahun : 1866 - 1922 M
14.
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin II (Raden Muhammad Arif bin Sultan Muhammad Shafiuddin II)
Tahun : 1922 - 1926 M
15.
Pangeran Bendahara Muhammad Tayeb (Raden Muhammad Tayeb bin Sultan Muhammad Shafiuddin II)
Tahun : 1926 - 1931 M
16.
Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin (Raden Muhammad Mulia Ibrahim bin Pangeran Adipati
Achmad bin Sultan Muhammad Shafiuddin II) Tahun : 1931 – 1944 M.
17.
Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma Muchsin Panji Anom (Raden Muchsin Panji Anom bin Pangeran Cakra Negara
Sulaiman Panji Anom bin Pangeran Muda Nata Kesuma Abdul Muthalib bin Sultan
Abubakar Tajuddin II) Tahun : 1946
- 1950 M
F. Gelar, Sebutan Penghormatan dan Jabatan di Kesultanan
Sambas
1.
Seluruh
Sultan Sambas disamping mempunyai nama batang tubuh juga mempunyai nama gelaran
seperti Raden Sulaiman bergelar Sultan
Muhammad Shafiuddin I, Raden Ishaq bergelar Sultan Abubakar Tajuddin II
dan lainnya.
2.
Sultan
dengan sebutan penghormatan: Sri Paduka
al-Sultan Tuanku (gelar Sultan)
ibni al-Marhum (nama dan gelar bapak), Sultan dan Yang di-Pertuan Sambas,
dengan panggilan Yang Mulia.
3.
Sultan
yang mengundurkan diri dari Tahta mempunyai sebutan kehormatan "Yang Dipertuan Sultan" dan
menggunakan nama gelarannya sewaktu menjadi Sultan misalnya : Yang
Dipertuan Sultan Muhammad Shafiuddin II.
4.
Permaisuri:
Sri Paduka Ratu (gelar).
5.
Putra
Mahkota (Pewaris Resmi Kerajaan) mempunyai sebutan kehormatan "Sultan Muda" atau "Pangeran Ratu" atau "Pangeran Adipati" namun
tidak mempunyai gelar, jadi langsung kepada nama batang tubuhnya /
panggilannya. Putra Mahkota ini biasanya dipilih dari anak laki-laki sulung
dari Permaisuri yang disebut dengan nama "Anak Gahara".
6.
Anak
Sulung Sultan dari istri bukan Permaisuri mempunyai sebutan kehormatan "Pangeran Muda".
7.
Dibawah
Sultan Sambas terdapat 4 Jabatan Wazir
dengan sebutan kehormatan "Pangeran" dan mempunyai nama gelaran
yaitu : Wazir I bergelar Pangeran
Bendahara Sri Maharaja, Wazir II bergelar Pangeran Paku Negara, Wazir III bergelar Pangeran Tumenggung JayaKesuma dan Wazir IV bergelar Pangeran Laksmana. Keempat Wazir ini
diketuai oleh Wazir I (Pangeran Bendahara Sri Maharaja)dan keempatnya harus
berasal dari kerabat dekat Sultan Sambas dan mempunyai nasab yang sama.
8.
Dibawah
Wazir terdapat Menteri-Menteri Kerajaan dengan sebutan kehormatan "Pangeran" yang diantaranya
bergelar Pangeran Cakra Negara,
Pangeran Amar Diraja dan lainnya.
9.
Dibawah
Pangeran terdapat Chateria Kerajaan dengan sebutan kehormatan "Pangeran" namun tidak
mempunyai nama gelaran jadi langsung kepada nama batang tubuhnya /
panggilannya.
10.
Anak-anak
dari Pangeran, Pangeran Ratu atau Pangeran Adipati dan Pangeran Muda semuanya
mempunyai sebutan kehormatan "Raden".
11.
Anak-anak
dari Raden mempunyai sebutan kehormatan "Urai".
"Urai" dapat kemudian menjadi "Raden" tetapi dengan suatu
pengangkatan secara resmi oleh Sultan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada abad ke-16 di Kota Lama (kecamatan Telok Keramat, 36 km
dari kota Sambas) telah berdiri sebuah kerajaan yang diperintah oleh Ratu
Sepudak, salah seorang dari tujuh perwira dari kerajaan Majapahit yang menganut
agama Hindu. Dalam masa pemerintahannya, datang Sultan Raja Tengah dari
kerajaan Brunei. Raja Tengah datang bersama istrinya, Ratu Surya dari kerajaan
Tanjungpura, dan putranya, Raden Sulaiman. Keluarga ini kemudian memberikan
pengaruh Islam kepada seluruh kerabat kerajaan dan rakyatnya
Atas meninggalnya Ratu Anom Kusuma, diangkatlah putranya
yang bernama Raden Bekut menjadi raja dengan gelar Panembahan Kota Balai. Raden
Bekut beristrikan Mas Ayu Krontiko, putri Pangeran Mangkurat. Raden Mas Dungun,
putra Raden Bekut, adalah panembahan terakhir Kota Balai. Kerajaan ini kemudian
berakhir karena utusan Raden Sulaiman menjemput mereka kembali ke Sambas.
Kurang lebih tiga tahun kemudian, berpindahlah mereka
mendirikan pusat pemerintahannya ke Lubuk Mandung, pada persimpangan tiga
sungai, yakni sungai Sambas Kecil, sungai Subah dan sungai Teberau. Kota ini
juga disebut Muara Ulakan. Di tempat inilah didirikan keraton Sambas dan Raden
Sulaiman dinobatkan menjadi raja pertama kerajaan Sambas.
B. Saran
Seharusnya dengan mengetahui sejarah kerajaan sambas kita
bisa menambah wawasan yang lebih. Sebagai orang yang terpelajar hendaknya kita
harus mengetahui tentang sejarah kerajaan sambas. Apabila kita tidak mengetahui
tentang sejarah kerajaan sambas, tentunya kerajaan sambas akan tenggelam
sejarahnya dari kerajaan-kerajaan yang lain, dan juga akan termakan oleh zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Kesultanan Sambas (online)(http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Sambas, dikunjungi tanggal 18 nopember 2012).
18 Oktober 2012).
Sejarah Kerajaan Sambas(online)(http://www.pontianakonline.com/sejarah/
sambas.htmdiakses
Kamis, 18 Oktober 2012).
1 komentar:
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/11/5-hal-ini-dapat-memperkuat-kuku-setelah.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/11/cara-gampang-bikin-kulit-kinclong-pakai.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.sg/2017/11/studi-ingin-berumur-panjang-dan-awet.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523
Posting Komentar